Cipika Tutup, Ecommerce Lokal yang Layu Sebelum Berkembang!
Sengitnya persaingan di bisnis E-commerce sudah banyak dirasakan oleh para pemain besar. Bukan hanya satu, ada beberapa bisnis E-commerce yang memutuskan untuk gulung tikar karena tidak bisa mengatasi persaingan. Dan berita yang terbaru adalah keputusan Cipika (cipika.co.id) untuk menutup bisnis E-commerce mereka.
Bagi Anda yang belum tahu, Cipika adalah bisnis #E-commerce lokal besutan Indosat Ooredo yang sudah berdiri sejak tahun tiga tahun yang lalu (2014). Sebenarnya berita tutupnya Cipika ini bagi saya tidak terlalu mengejutkan. Mengapa? Karena visi dari Indosat sebenarnya bukanlah di bisnis E-commerce, dan biasanya bisnis yang tidak sesuai dengan visi akan tergerus oleh bisnis lain yang punya visi kuat.
Jika hari ini Anda membuka websitenya, maka Anda akan melihat banner besar di situs mereka berisi pemberitahuan bahwa Cipika akan berhenti beroperasi per tanggal 1 Juni 2017 mendatang. Dan semua transaksi di situs Cipika telah berhenti sejak tanggal 22 Mei 2017 kemarin.
Mengapa Cipika Memutuskan Berhenti?
Menurut Prashant Gokarn, Chief Strategy and Digital Services Officer dari Indosat Ooredoo, tutupnya Cipika merupakan perubahan strategi yang diterapkan oleh Indosat Ooredo (sumber TechinAsia). Tapi kita sebagai orang awam tentu bisa menyimpulkan bahwa sebuah bisnis E-commerce menutup usahanya adalah karena bisnis tersebut dinilai tidak menguntungkan, atau bahkan merugikan dan menjadi beban.
Mengapa bisa tidak menguntungkan?
Kita tahu bahwa Indosat Ooredo membangun E-commerce ini tiga tahun silam. Dan harus dipahami bahwa bisnis B2C (Business to Consumer) bukanlah jenis bisnis yang cepat menguntungkan. B2C membutuhkan waktu yang cukup lama untuk bisa menguntungkan.
Seperti yang saya sebutkan di paragraf awal, Indosat Ooredo mendirikan layanan E-commerce mereka tapi tidak punya visi di sana. Mereka sebenarnya memiliki dana yang besar untuk mengembangkan E-commerce Cipika tapi karena bisnis ini bukan tujuan mereka tentu saja akhirnya akan tumbang.
Artikel lain: 5 Bentuk Bisnis Ecommerce Yang Ada Di Indonesia
Bisnis E-commerce Sudah Jenuh?
Kalau dibilang jenuh, tidak juga. Menurut saya, justru E-commerce di Indonesia justru mengalami pertumbuhan yang sangat pesat. Tapi memang, persaingan di industri ini sudah semakin berat. Bukan hanya pada pemain kecil, para pemain besar juga banyak yang gulung tikar.
Bisnis apapun kalau hanya dimulai dengan coba-coba, peluang untuk suksesnya akan semakin kecil. Modal yang besar juga tidak menjamin sebuah bisnis bisa sukses karena ada banyak faktor yang mempengaruhi, terutama konsistensi dan inovasi.
Lihat saja E-commerce lain seperti Lazada, Bukalapak, Tokopedia, Elevania, Blibli, Blanja.com, dan lain sebagainya. Walaupun bentuk bisnis E-commerce-nya berbeda, tapi mereka adalah bisnis E-commerce yang punya visi kuat, fokus pada bidangnya, dan didukung dana yang besar.
Belajar Dari Pengalaman Cipika
Banyak hal yang bisa menjadi penyebab kegagalan sebuah bisnis di kancah persaingan. Kegagalan ini bisa terjadi karena satu atau beberapa faktor, misalnya faktor kekurangan modal, keahlian yang minim, visi tidak jelas, dan lain-lain.
Indosat Ooredo yang memiliki core bisnis di bidang komunikasi seharusnya fokus pada bidangnya. Bila memang ingin mengembangkan bidang bisnisnya, akan lebih bijak bila mereka bekerjasama dengan pihak lain yang memang punya visi di bidang tersebut.
Bisnis yang dijalankan hanya dengan mengandalkan kekuatan UANG tidak bisa bersaing dengan bisnis yang dibangun dengan visi yang kuat. Mungkin ini adalah pelajaran yang bisa kita petik dari tutupnya Cipika.co.id.
Belajar dari pengalaman Cipika, sebaiknya kita fokus menjalankan bisnis yang sesuai dengan visi, bidang atau keahlian yang kita miliki. Bila ingin mengembangkan bisnis ke bidang yang lain, akan sangat bijak bila kita bekerjasama atau menggandeng pihak-pihak yang ahli di bidang tersebut.
Salam sukses
0 Response to "Cipika Tutup, Ecommerce Lokal yang Layu Sebelum Berkembang!"
Post a Comment