Kenapa Angkutan Online Lebih Murah dari Angkutan Konvensional
Kenapa angkutan online lebih murah ketimbang angkutan konvensional? Mungkin pertanyaan ini pernah muncul di pikiran Anda. Bukan tanpa alasan, tapi ada beberapa faktor yang membuat hal itu terjadi.
Penggunaa jasa transportasi berbasis online di Indonesia mengalami peningkatan yang cukup signifikan setiap tahun. Fakta tersebut membuat transportasi tradisional semakin terpinggirkan dari hari ke hari.
Keberadaan transportasi berbasis online seperti Go-Jek, Grab, dan Uber yang memang memberikan dampak positif bagi banyak orang, baik dari sisi pengguna maupun dari driver. Dengan layanan transportasi online ini, kita tidak perlu lagi menunggu angkot di halte, tidak perlu lagi mengeluh angkot yang tak nyaman, dan yang paling penting kita bisa sampai tujuan lebih cepat.
Selain itu, Jika dibandingkan dari sisi kenyamanan, kecepatan, dan tarif, maka transportasi berbasis online akan menang. Khususnya dari sisi tarif. Jadi, kenapa angkutan online lebih murah ketimbang transportasi tradisional, ini penjelasannya:
Alasan Kenapa Angkutan Online Lebih Murah
Jika kita disuruh memilih, sudah sewajarnya bila kita lebih memilih jasa transportasi dengan harga yang lebih murah. Ditambah lagi dengan kelebihan dari sisi kenyamanan dan juga kecepatan sampai di tujuan.
Hal tersebut memang akan membuat salah satu pihak akan dirugikan, yaitu transportasi tradisional. Pengguna angkutan tradisional mengalami penurunan pendapatan yang cukup drastis karena semakin berkurang peminatnya.
Lalu, sebenarnya apa yang membuat tarif angkutan berbasis online lebih murah ketimbang angkutan tradisional? Berikut ulasan singkatnya.
Artikel lain: 6 Pelajaran Bisnis dari Hadirnya Startup Go-Jek
1. Transportasi Berbasis Online Mendapat Subsidi Silang
Inilah alasan pertama kenapa angkutan online lebih murah dibandingkan angkutan tradisional. Kita pasti menyadari pemberlakuan perbedaan tarif angkutan online pada saat jam sibuk dan pada jam sepi. Ketika kita order angkutan online pada saat jam sibuk, maka tarif/ ongkos yang harus kita bayarkan akan lebih mahal ketimbang saat kita order di jam-jam sepi.
Jadi, misalnya kita menggunakan Grab Bike yang menerapkan tarif minimum (Rp 10 ribu) dan juga menerapkan tarif berdasarkan jarak. Tarif minimum akan diberlakukan apabila jarak tempuhnya dekat. Namun, jika jarak tempuhnya cukup jauh maka tarif berdasarkan jarak akan diberlakukan. Dan ketika melakukan order di jam-jam sibuk, maka konsumen akan dikenakan biaya tambahan sebesar Rp 5000,-.
Penerapan subsidi silang seperti ini lebih masuk akal dan dirasa cukup adil oleh para pengguna jasa angkutan online. Selain itu, pelayanan driver angkutan online juga menjadi faktor penting kenapa konsumen lebih memilih jasa trasportasi berbasis aplikasi online.
2. Perawatan Kendaraan Pribadi
Kita tentu sudah tahu bahwa sebagian besar driver ojek online dan taksi online (Go-jek, Grab, Uber) menggunakan kendaraan pribadi mereka. Beberapa driver bekerja sama (join venture) dengan orang lain pemilik kendaraan.
Hal tersebut tentu saja membuat perusahaan penyedia layanan transportasi tidak akan mengeluarkan biaya untuk perawatan kendaraan karena dilakukan oleh pemilik kendaraan. Pada akhirnya, hal ini akan sangat memungkinkan perusahaan transportasi online untuk memberikan tarif murah kepada pelanggan mereka tanpa merugikan driver.
Jadi, jangan heran kenapa ojek online lebih murah dari ojek konvensional.
3. Persaingan Antar Penyedia Jasa Transportasi Online
Persaingan bisnis antar penyedia jasa transportasi online pun kian memanas. Mereka berlomba-lomba memberikan layanan terbaik dengan harga yang kompetitif kepada para konsumen.
Banyaknya pilihan jasa transportasi online saat ini membuat masyarakat lebih selektif dan membandingkan kelebihan masing-masing. Hal ini kemudian membuat perusahaan jasa transportasi online berusaha bersaing dengan menawarkan tarif yang murah kepada konsumen.
Perang harga antar jasa transportasi online tersebut sempat memanas dan memunculkan sedikit kericuhan. Hal tersebut membuat pemerintah Indonesia ikut campur tangan dengan mengeluarkan surat keputusan penetapan tarif angkutan online di Indonesia.
Sejak 1 April 2017 lalu, semua perusahaan jasa transportasi online mengubah tarif mereka sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan oleh pemerintah Indonesia. Langkah tersebut dilakukan agar jasa transportasi berbasis online dan angkutan tradisional bisa bersaing dengan lebih sehat. Walaupun keputusan tersebut sempat mendapat penolakan, tapi nyatanya tarif jasa transportasi online masih lebih murah dari transportasi tradisional.
Baca juga: Menguak Potensi Industri Ride Sharing Di Indonesia
Nah, tiga hal yang disebutkan di atas lah yang menjadi alasan kenapa tarif transportasi online lebih murah ketimbang angkutan tradisional. Namun, tentu saja tarif jasa transportasi berbasis online tersebut masih cenderung lebih mahal bila dibandingkan dengan transportasi massal seperti Kereta dan Trans Jakarta.
Jadi, sekarang Anda tidak heran lagi kan kenapa angkutan online lebih murah ketimbang angkutan konvensional.
0 Response to "Kenapa Angkutan Online Lebih Murah dari Angkutan Konvensional"
Post a Comment