Menjalankan Usaha Budidaya Ternak Burung Walet Harus Tahu 6 Hal Ini
Budidaya Ternak Burung Walet – Entah dari mana awalnya, sarang burung walet begitu populer di Indonesia. Bahkan sejak abad 14 lalu rahasia ini menyebar dari mulut ke mulut bahwa liur walet bisa menyembuhkan berbagai macam penyakit.
Setelah diteliti dari berbagai macam lapisan masyarakat; awam, pengusaha sampai ilmuan, mereka mengatakan kalau ini sangat ampuh untuk memelihara kesehatan dan menjaga kulit agar tetap cantik. Tidak heran kalau usaha budidaya ternak burung walet tidak pernah sepi mengingat tingginya permintaan.
Dengar-dengar, 1 ons sarang walet saja dijual Rp1,4 juta. Ini belum termasuk sarang burung walet merah yang bisa menembus Rp. 17 juta per kg-nya. Terkejut, kan?
Sebelum banyak orang membuka usaha budidaya ternak burung walet, petani kerap memanennya diantara tebing tinggi dan rela mempertaruhkan nyawa bila sewaktu-waktu terjadi kecelakaan. Tapi sekrang budidaya walet bisa dilakukan di rumah dengan memanipulasi lingkungan agar mirip seperti habitat aslinya.
Tips Membuka Usaha Budidaya Ternak Burung Walet
Menjalankan usaha budidaya ternak burung walet tidak bisa berjalan dengan begitu saja. Kita harus punya pengetahuan yang cukup baik, atau setidaknya mengetahui dasar-dasar dalam budidaya ternak burung walet yang baik itu seperti apa.
1. Pedoman Persiapan Kandang Burung Walet
Hal paling penting dalam usaha budidaya ternak burung walet adalah persiapan kandang. Kandang harus berlokasi di tempat tinggi, sekitar 1000m dpl. Selain itu, daerah sarang burung walet juga harus jauh dari keramaian, termasuk manusia. Sebab, walet menukai lokasi yang sepi dan natural.
Selain itu, pastikan kandang burung walet jauh dari binatang buas pemakan daging dan dekat dengan sungai, rawa, hutan, padang rumput dan juga sawa. Perlu Anda ketahui, burung walet menyukai lokasi yang dekat dengan air.
Artikel lain: 6 Usaha Kecil Menengah yang Menguntungkan di Indonesia
2. Persiapan Sarana dan Prasarana Budidaya Burung Walet
Sarang burung walet tidak boleh terlalu kering. Kadar kelembaban paling ideal adalah sekitar 80-95% dengan suhu 24-26 derajat C. Sedikit sulit melakukan ini, tapi Anda bisa melakukan beberapa cara berikut ini:
- Lapisi plafon kandang dengan ketebalan 20cm.
- Buatlah saluran air atau kolam di dalam gedung.
- Membuat ventilasi udara yang berbentuk L dengan diameter 4cm dan jarak 5 m,
- Tutup semua jendela dan lubang yang sudah tidak terpakai.
- Buat suasana kandang gelap dengan membuat penangkal sinar. Anda bisa memakai kain hitam atau corong dari goni.
3. Bentuk Gedung/ Kandang yang Ideal
Harus seperti apa bentuk gedungnya? Nah, rumah gedung walet haruslah besar. Umumnya dibuat sekitar 10×15 m2 atau 10×20 m2. Paling ideal adalah jarak antara wuwungan dan plafon semain besar. Bubungannya harus lebih tinggi.
Untuk menjaga kelembapan kandang, buat tiga campuran yang berisi pasir, kapur dan semen dengan perbandingan 3:2:1. Lantainya juga sebaiknya dari plester. Sementara itu, bagian kerangka untuk melekatnya sarang terbuat dari kayu.
Usahakan atap dari genteng dengan lubang keluar masuk burung 20×20 atau 20×35 cm2. Jangan hadapkan lubang ke timur karena bertepatan dengan cahaya matahari terbit.Lubangnya harus diberi warna hitam dan buat sesuai kebutuhan.
4. Pembibitan Burung Walet
Rata-rata pembibitan burung walet ini tidak sengaja. Umumnya pengusaha budidaya ternak burung walet menyiapkan rekaman suara burung walet untuk memancing mereka datang lebih banyak. Rekaman ini diputar jam 16:00-18:00.
Untuk pemilihan telur, Anda bisa mendapatkannya di peternak walet. Umumnya walet bertelur dua butir setelah membuat sarang. Telur ini kemudian diambil dan dibudidayakan untuk bibit.
Kalau Anda membeli bibit telur, pilih teluryang sudah mendekati menetas. Umurnya sekitar 10-15 hari adalah rentang penetasan. Selain itu, telur tua ini potensi kematiannya lebih rendah.
Penetasannya bisa dilakukandi mesin penetas dengan suhu 400 C dan kelembapan 70%. Tempatkan juga cawan berisi air.
5. Perawatan Burung Walet
Burung walet menyukai kroto segar. Untuk anak walet yang baru menetas, suapi 3 kali sehari dengan kroto segar dan tidak perlu dikeluarkan dari alat enetas karena butuh udara hangat. Saat bulu-bulu sudah tumbuh, pindahkan lagi dalam kotak khusus yang berisi penghangat.
Walet dewasa rata-rata mmencari makan sendiri dan mereka makan serangga. Sebagai pengusaha budidaya ternak walet, Anda bisa menanam tanaman metode tumpang sari, budidaya kutu gaplek, membuat kolam khusus walet, menumpuk buah busuk di dekat sarang dan jangan lupa bersihkan kandangnya.
Hati-hati juga dengan tikus, kecoa, semut, dan tokek. Jaga kebersihan kandang dari hama ini.
6. Proses Panen Sarang Burung Walet
Ada tiga macam jenis pemananenan sarang burung walet yaitu:
- Panen rampasan; memanen sarang sebelum burung siap bertelur. Cara ini lebih produktif hanya saja semakin lama kualitas panenan semain jelek karena burung stress dan tidak ada peremajaan.
- Panen Buang Telur; sarang diambil setelah burung bertelur dua butir.
- Panen Penetasan; dalam hal ini produksi sarang lebih jelek karena sarang dipanen setelah telur menetas. Namun populasi burung bisa meningkat.
Nah, sebagai pengusaha budidaya ternak burung walet, tergantung Anda kira-kira mau panen kapan. Yang penting Anda tahu menajemennya supaya produktifitas burung tidak turun.
0 Response to "Menjalankan Usaha Budidaya Ternak Burung Walet Harus Tahu 6 Hal Ini"
Post a Comment